Anda sudah pernah mencicipi Roti’O? Ya, gerai yang terkenal dengan coffee buns alias roti dengan perpaduan aroma kopi yang kuat dan butter meleleh di tengahnya ini bisa mengganjal perut ketika lapar melanda. Sepintas Anda mungkin akan sedikit bingung membedakan antara Roti’O dengan Roti Boy. Kabarnya, kedua merek coffee buns terkenal ini sama-sama berasal dari Malaysia dan bahkan sudah ada sejak tahun 1998 silam. Harga Roti’O sendiri biasanya terpaut sedikit lebih murah dari Roti Boy yang sudah lebih dahulu meramaikan pasar kuliner di Indonesia. Ilustrasi Salah Satu Gerai Roti O credit Twitter/TNJAirportDi Industri yang mature dengan pasar yang terfragmentasi dan heterogen ketika beberapa segmen belum berkembang, strategi ekspansi pasar bisa menghasilkan tambahan pertumbuhan volume yang besar. Strategi ini bertujuan mendapatkan konsumen baru dengan menargetkan pasar geografis yang baru atau belum dikembangkan, terutama menuju pasar regional ASEAN atau pada segmen konsumen yang baru. Donuts & Coffee memperluas pasarnya dari Indonesia ke berbagai negara seperti Malaysia, Filipina, Singapura, hingga Tiongkok. Demikian pula Roti’O dari Malaysia yang sudah melakukan perluasan pasar di kota-kota besar di Indonesia.[1] Sebagai informasi, jenis roti coffee buns sendiri konon berasal dari Meksiko. Membahas Roti’O memang seolah tak akan pernah terpisahkan dari Roti Boy, terlebih karena konsep keduanya hampir sama. Maklum saja, menurut kabar yang beredar di awal berdirinya Roti Boy di Indonesia berasal dari manajemen yang sama, yakni manajemen di bawah brand Roti Boy, dengan pemilik brand Roti Boy dari Malaysia. Master franchise Roti Boy di Indonesia pun dipegang oleh orang Indonesia. Akan tetapi, pada perkembangannya pemilik brand Roti Boy Malaysia dengan master franchise Roti Boy di Indonesia berpisah manajemen sehingga masing-masing pun membangun brand roti sendiri yang kemudian dikenal dengan brand Roti Boy asal Malaysia dan Roti’O merek asal Indonesia. Berbeda dengan Roti Boy, Roti’O saat ini terus mengembangkan produk-produknya sehingga lebih variatif dan tidak hanya mengandalkan coffee buns saja. Di beberapa gerai Roti’O besar bahkan sudah menyediakan menu-menu istimewa seperti croissant atau minuman berbasis kopi. Sampai saat ini, Roti’O telah memiliki lebih dari 480 outlet yang tersebar di berbagai Indonesia, khususnya di area bandara dan stasiun. Pasalnya, fokus bisnis Roti’O yang berada di bawah PT Sebastian Citra Indonesia ini memang fokus memasarkan produk di area bandara dan stasiun. Harga Menu Makanan Roti’O Ilustrasi Roti O credit sasamecoffeeMenu Makanan Roti’O Harga Coffee Buns Sultana pastry Butter Croissant Almond Turn Over Cheese Feuillette Beef Pastry Chicken Pastry Sausage Croissant Banana Choco Cheese Tuna Pastry Harga Menu Minuman Roti’O Menu Roti’O IG Minuman Roti’O Harga Ukuran Medium M Harga Ukuran Large L black Tea Hot/Cold Americano Cappuccino Chocolate Caramel Latte Mocha Latte – Hazelnut Choco Caramel Blend Oreo Blend Strawberry Blend Mango Blend Chocolate Blend Mocha Blend Brown Sugar – Informasi harga menu Roti’O di atas diperoleh dari akun Instagram resmi Roti’O. Namun perlu Anda ingat bahwa harga Roti’O dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, harga menu makanan Roti’O tahun 2022 mengalami sedikit kenaikan. Sebagai contoh, Coffee Buns yang dibanderol Rp12 ribu tahun 2021, sedikit naik menjadi Rp13 ribu tahun 2022. Meskipun begitu, harga menu minuman Roti’O tahun 2022 masih sama dengan tahun 2021 dan 2020. Selain itu, harga produk di bandara dan kota tertentu bisa saja berbeda-beda dari informasi yang tertera. Menu terbaru Kopi’O seperti Brown Sugar pun kabarnya hanya tersedia di beberapa outlet Roti’O. Apabila Anda penasaran ingin mencicipi kelezatan coffee buns atau roti-roti lainnya dari Roti’O, Anda bisa langsung datang ke gerai-gerai Roti’O terdekat di kota tempat tinggal Anda. Namun, jika Anda sedang malas keluar rumah, Roti’O juga bisa dipesan melalui jasa delivery Go Food dengan menginputkan ROTI’O di kolom pencarian. [Update Almas] [1] Tandjung, dkk. 2016. Competitive Marketing Strategy Strategi Pemasaran Menghadapi Pesaing ASEAN+ 3 di Era MEA. Jakarta Elex Media Komputindo. Pos terkaitHarga Sewa ELF di Surabaya Short dan LongUpdate Harga Bandeng Juwana ElrinaUpdate Harga Serum Kiehl’s Berbagai KemasanUpdate Harga Buah Plum di Hypermart dan SuperindoUpdate Harga La Marzocco Linea Mini dan SpesifikasinyaUpdate Harga Kawasaki KSR 110 & KSR Pro Bekas